Warga Talun Bertaruh Nyawa, Malah Kena PRANK di KSH
Pati, koran borgol.com – Terkait adanya keluhan warga Desa Talun yang berinisial Krm, beberapa awak media ( 20/9/2022 ) mendatangi salah satu rumah sakit tersohor di kota Pati.
Pada hari Minggu , 18/9/2022, Krm sedang bersih bersih merapikan dan mengumpulkan botol botol bekas, tak taunya dalam kegiatannya itu salah satu jarinya digigit ular hijau berekor merah. Tak diragukan lagi ular sejenis itu sudah banyak orang mengenal, bahwa ular itu berbisa dan bisanya sangat kuat (mematikan) hampir seperti ular cobra,
Dirasa badannya tak enak, Krm minta diantar temannya ke Rumah Sakit Kayen, tapi karena ditempat tidak ada obat penawar racun, Krm di suruh untuk mencari rumah sakit lain.
Dengan diantar seorang teman, Krm menuju ke salah satu rumah sakit tersohor di kota Pati yaitu di Rumah Sakit KSH.
Sesampai di KSH diruang UGD ( Unit Gawat Darurat ) Krm mendapat tindakan yaitu sedikit penyobekan di tempat tergigitnya ular itu, penyobekan itu guna mengelurakan darah yang suadah menggumpal kehitaman, setelah itu di beri obat pereda nyeri melalui jarum suntik.
Setelah mendapat penanganan tersebut lalu Krm salah satu tangannya ditusuk jarum dikiranya akan di infus, tapi Dr Anggel mengatakan “bahwa jarum yang menancap di salah satu tangan itu nanti, guna memasukkan obat penawar racunnya “.
Krm yang terbaring di bad UGD hampir kurang lebih 2 jam, karena dirasa tubuhnya makin lemas dan penglihatan mulai kabur, Krm memanggil Dr Anggel, dan bertanya, ” kapan obat penawar racun itu di berikan”.
Dr Anggel menjelaskan ” Bahwa obat penawar racun di KSH kosong, (tidak Ada).
Mendengar jawaban yang kurang tepat Krm pun marah, Tapi apa daya jari yang mulai membiru, badan yang lemas dan pandangan yang mulai kabur, dengan sisa sisa tenaga yang masih ada Krm memilih untuk keluar dr rumah sakit itu.
Tapi t semudah itu, Krm tidak diperbolehkan pergi begitu saja sebelum melunasi administrasinya.
Dengan adanya peristiwa itu Wahyu sebagai Manager, beserta Humas RS KSH, belum bisa menjawab karena belom bertemu dengan para medis yang menangani saat itu. Dari itu media disuruh menunggu untuk waktu klarifikasinya.( Has, San )