Penipuan Berkedok Proyek Jembatan LANTAN Lombok Tengah Bisa Rusak Citra Daerah
LOMBOK TENGAH,KORANBORGOL.COM – Ulah segelintir orang yang menggunakan jalan pintas untuk mendapatkan uang, dengan cara tipu muslihat menyusun serangkaian kebohongan sehingga seseorang tergerak untuk melakukan sesuatu dan mau menyerahkan uang kepadanya.
Meskipun hanya dilakukan oleh segelintir orang, namun karena banyaknya pihak yang menjadi korban penipuan di proyek jembatan LANTAN ini membuat kabar negatif ini begitu kencang berhembus dari mulut ke mulut sehingga para pengusaha dari luar daerah merasa was – was untuk berinvestasi di daerah tersebut . Akibat ulah segelintir orang ini, menjadi bumerang bagaikan sebuah pepatah satu makan nangka semua kena getah.
Salah satunya Iwan Setiawan pengusaha asal Bandung ini merupakan salah satu korban dari oknum yang menjual proyek jembatan LANTAN tersebut yang saat ini sudah membuat pengaduan kepada Polres Lombok Tengah atas dugaan penipuan yang dilakukan oleh saudara HMD dan WWN dimana Iwan Setiawan menyampaikan kronologis kejadiannya pada media Borgol.
Kejadian tersebut bermula di awal bulan Maret saudara HMD secara proaktif menawarkan proyek jembatan LANTAN di kabupaten Lombok Tengah yang pagu anggarannya 11 Milyar yang diklaim oleh saudara HMD bahwa itu dia yang punya dan sudah pengumuman pemenang.
Kemudian HMD mengirim beberapa foto yang di klaimnya saat pertemuan dengan pejabat penentu kemenangan serta mengirim beberapa screen shot percakapan dia dengan pejabat dimaksud. Karena terus menerus PK Iwan di hubungi ketika masih di Bandung serta HMD memberikan garansi.
Bahwa Jika informasinya tidak benar dan PK Iwan tidak mendapatkan pekerjaan jembatan tersebut , HMD siap mengembalikan semua biaya yang timbul dari kedatangannya ke Lombok , siap di kembalikan5 kali lipat, dan HMD juga menjamin bahwa tidak ada keluar uang selembarpun sebelum tanda tangan kuasa direktur di notaris serta bertemu lansung dengan PPK ( pejabat pembuat komitmen ) proyek tersebut serta ditambah pula bahwa HMD bisa mempertemukan lansung dengan PPK tanpa perantara.
Demikian Iwan Setiawan menceritakan sehingga dia yakin dan tergerak untuk datang ke Lombok menindak lanjuti tawaran dari saudara HMD tersebut.dengan memperlihatkan beberapa percakapannya dengan saudara HMD sebelum kedatangannya ke Lombok.
Kemudian setelah Iwan Setiawan tiba di lombok, saudara HMD bersama WWN datang menemui di hotel tempat PK Iwan menginap kemudian mengajaknya ke kantor bupati untuk menemui PPk proyek tersebut tapi menurut penuturan PK Iwan bahwa dia diajak dulu ke Ruangan PK Bupati di bagian luar yaitu ruang tunggu di luar, kemudian disitu mereka sudah di sambut oleh Sofyan Hakim.yang diperkenalkan oleh HMD dan WWN kepada PK Iwan adalah Aspri PK bupati.
Setelah berkenalan dan bicara basa – basi Sofyan Hakim menelepon seseorang yang di klaim sebagai PPK kemudian terdengar suara dari telepon bahwa dia tidak bisa datang ke ruangan PK Bupati karena lagi mengikuti upacara.
Ahirnya PK Iwan tidak bisa ketemu PPK dan disepakati bahwa keesokan harinya yakni hari Jum at akan bersama – sama ke notaris untuk penandatanganan kuasa direktur dan kuasa rekning dan akan di hadir oleh PPK dan direktur perusahaan pemenang tender.
Kemudian Iwan diminta membawa uang tunai kenotaris sebesar 450 juta dan harus di serahkan setelah penandatangan akte di notaris. Setelah sepakat mereka kemudian mengantar kembali PK Iwan ke hotel tempat ia menginap.
Namun di sore harinya HMD dan WWN menghubungi Iwan agar memberikan tanda jadinya sebesar RP 50 juta dan karena PK Iwan sudah merasa terlanjur basah datang ke Lombok dan juga sudah yakin karena di beking oleh “Aspri PK bupat ” maka Iwan bersedia memberikan uang yang diminta oleh HMD dan WWN
Tapi karena limit penarikan tunai PK Iwan pada sore itu hanya bisa di tarik RP 15 juta maka HMD dan WWN pun bersedia menerima sejumlah itu.
Keesokan harinya di hari jum at pagi PK Iwan sudah menyiapkan uang sebesar RP 435 juta kemudian divideokan dan dikirim ke HMD sebagai bukti bahwa dana yg diminta sudah siap.
Kemudian HMD dan WWN meminta waktu. Beberapa jam lagi. Karena akan mengurus SPPBJ dan sekaligus mengajak PPK dan Dirut perusahaan ke Notaris.
Sekian lama menunggu ahirnya menjelang magrib HMD cs tiba di hotel tempat PK Iwan menginap, kemudian PK Iwan bersama Timnya yakni PK Agus dan Kevin memperlihatkan uang yang sudah disiapkan ” ini dana sudah kami siapkan, mana SPPBJ, direktur perusahaan dan PPK ? ” demikian PK Iwan menanyakan kepada HMD, karena yang datang hanya HMD, WWN dan Sofyan Hakim yg disebut Aspri Bupati oleh mereka sementara PPK dan Dirut perusahaan tidak ada.
Kemudian di jawab oleh HMD bahwa besok pagi kita semua kenotaris karena sekarang sudah malam kemudian HMD hendak membuat kwitansi akan penerimaan uang tersebut namun di tolak oleh PK Iwan karena tidak sesuai dengan komitmen awal bahwa tidak akan keluar uang selembarpun sebelum tanda tangan kuasa direktur di Notaris.
Kemudian Iwan meminta HMD untuk menghubungi Dirut perusahaan dan PPK biar saya dengar sendiri kepastian beliau – beliau siap hadir besok di notaris , namun ternyata HMD tak mampu menghubungi beliau berdua. Sehingga Iwan sudah mulai curiga
Kenapa ketika belum datang ke Lombok HMD mengatakan bahwa dia bisa berhubungan lansung dengan PPK tanpa perlu perantara. Lalu kenapa setelah Iwan sudah tiba di Lombok tidak bisa dipertemukan , ahirnya pk Iwan menegaskan jika tak ada Dirut pemenang tender maka dengan siapa mau tanda tangan kuasa direktur ? dan HMD menyakinkan bahwa besok PK direktur akan hadir di notaris bersama PPK.dan pertemuan selesai semua bubar.
Iwan mulai curiga dengan HMD yang tidak bisa mempertemukan dengan PPK maka dia menanyakan kepada temannya yang bekerja di kantor Bupati Lombok tengah apakah benar Sofyan Hakim ini Aspri Bupati Lombok tengah, ternyata bukan dan temannya itu mengirimkan nama – nama dan foto para ajudan yang sesungguhnya.
“Kemudian temannya Iwan bertanya kepada kepala ULP siapa yang punya pekerjaan jembatan LANTAN tersebut dan ahirnya di. Dapat kepastian bahwa pekerjaan tersebut tidak ada hubungannya dengan HMD, WWN .bahkan Iwan beserta temannya ini mendatangi lansung pemilik pekerjaan yang sesungguhnya kemudian disitu Iwan menelpon HMD dan diminta bicara lansung sama pemilik pekerjaan pemenang tender dan HMD tak bisa berkutik dan pemilik pekerjaan menegaskan bahwa ” saya tidak kenal sama kamu kenapa kamu berani menjual proyek ini kesana – kemari ” terang Iwan .
Dan disitu Iwan baru menyadari bahwa dirinya sudah tertipu. Ahirnya Iwan meminta kepada HMD untuk mengembalikan semua uang yang telah di ambil oleh HMD dan WWN termasuk mengganti semua biaya akibat kedatangannya ke Lombok sesuai dengan janjinya HMD. dan dia pun menyanggupi dan akan mengembalikannya besok siang akan diantarkan ke hotel.
Keesokan harinya ternyata HMD tidak datang dan di hubungi. Mulai sulit respon dan ahirnya janji lagi. Besok malam akan datang. Mengembalikan uang PK iwan.namun bohong juga bahkan berjanji lagi dua hari kedepan akan dibayarkan tapi semua itu.
Hanyalah janji tinggal janji dan ahirnya PK Iwan menegaskan akan membawa permasalahan ini ke jalur hukum jika HMD tidak ada itikad baik…dan HMD Pun semakin jarang merespon telp dan WA dari PK Iwan.
Dan karena sudah berlarut – larut tak ada tanda – tanda HMD mau bertanggung jawab maka PK Iwan memasukkan laporan pengaduan ke Polres Lombok tengah pada Jum’at 25 Maret 2022 demikian runut penuturan Iwan Setiawan sampai dia lapor ke penegak hukum.
Kemudian untuk mengkonfirmasi keterangan yang diperoleh wartawan media ini menemui.HMD dan WWN di Lombok tengah dan mereka membenarkan apa yang disampaikan oleh Iwan bahkan WWN mengatakan ini saya sudah bawa uang yang pernah saya ambil di Iwan. Kemudian ditanyakan kepadanya, kenapa setelah tau dilaporkan ke polisi baru saudara mau mengembalikan uang tersebut. ? dan bagaimana dengan kerugian lain korban yang telah datang berminggu – Minggu di Lombok ini karena janji manis kalian ? WWN menjawab saya tidak pernah komunikasi sama Iwan tanya saja ke HMD , sy hanya bertanggung jawab mengembalikan uang yang saya pernah ambil saja.
Kemudian di tanyakan kepada HMD apakah saudara memang kenal dan pernah ketemu dengan direktur CV. BADIA KARYA sebagai pemenang tender ini, ? HMD mengakui bahwa tidak kenal dan tidak pernah ketemu. Lalu ditanyakan kenapa saudara berani menjual paket pekerjaan ini ke Iwan sementara saudara tidak kenal dan tak pegang mandat dari pemiliknya.? HMD pun terdiam.
Ditempat terpisah PPK proyek ini di wawancara terkait maraknya proyek ini dijual kesana kemari PPK menegaskan bahwa proyek ini tidak pernah ada rencana di take over dan saya tidak menolak keras jika pekerjaan ini mau.di TO serta saya tidak kenal dengan oknum.HMD dan WW tersebut. Kemudian wartawan media ini minta diberikan nomer direktur perusahaan pemenang tender tersebut untuk keperluan konfirmasi dan klarifikasi.
Melalui telepon direktur CV Badia Karya, Purnama , ST memberikan penjelasan bahwa saya tidak pernah berniat sedikitpun untuk menjual pekerjaan ini karena saya mau kerja makanya sy ikut tender dan saya berani dengan tegas menyatakan bahwa saya tidak kenal dengan HMD dan WWN tersebut bahkan saya tidak pernah berhubungan ,meski hanya sekedar bertemu tidak pernah.
Sampai berita ini tayang di media Borgol setidaknya sudah ada tiga orang yang menjadi korban dugaan penipuan berkedok proyek jembatan LANTAN ini dari yakni saudara Agus Sudarman total kerugian Rp 850.000.000, Bang Eko Cahyono total kerugian 1, 2 Milyar , dan Iwan Setiawan total kerugian 30.000.000.
Pihak polres Lombok Tengah membenarkan bahwa ada laporan pengaduan yang masuk atas nama Iwan Setiawan melaporkan dugaan penipuan oleh saudara HMD dan WWN.
Penyidik yang menangani , Budi Laskari mengatakan akan memanggil sekali lagi terlapor mengingat pekerjaan jembatan tersebut sudah jalan dan sudah jelas siapa yang bekerja sesungguhnya disana. Demikian Budi dengan tegas dan lugas menyampaikan perkembangan penanganan kasus.ini.
Semoga penegak hukum bisa dengan cepat memberikan rasa keadilan dan kepastian hukum di manapun di negeri ini sehingga keamanan dan ketertiban masyarakat terjaga dan iklim investasi menjadi Baik. Karena semua sudah terang benderang.**Don